Dunia (tidak) Baik-baik Saja





05.30 WIB gua buka paksa horden (?) di samping Kanan kasur. Horden apa hordeng si nulisnya? gatau ah pokoknya di luar masih gelap, tapi suara ayam sesekali terdengar. Ooh Dunia masih baik-baik saja.

Usai melipat sajadah, setelah ketiduran sebentar dengan masih pakai mukenah di atasnya. Gua tengok lagi ke arah jendela yang sama. Entah jam berapa, tapi di luar sudah mulai terang. Matahari masih bersinar, dasar bandel bukannya ikutan Work From Home!. Tapi artinya, ooh dunia baik-baik saja.

Sampai akhirnya tulisan ini mulai diketik 06.13 WIB, 100 meter dari arah Timur suara kendaraan bermotor terdengar lalu lalang, lebih cepat dari biasanya memang. Ooh mungkin jalanan memang sedang lengang. Ooh berarti dunia memang sedang baik-baik saja.

Semua baik-baik saja pagi ini, sampai akhirnya gua nyalain televisi mengganti channel nomor 6 dan mulai mendengarkan berita. Sedang mata dan tangan gua asik berselancar di atas layar ponsel. Ini hari ke-5 gua gak kemana-mana selain berkunjung ke rumah kerabat, dan supermarket dekat rumah. Tidak banyak orang yang bisa gua temui selama 5 hari ini, dan ini pertanda buruk. Sepertinya ada yang salah dengan dunia.

Sejak penghujung 2019 lalu, seperti yang kita ketahui bersama virus Corona jenis baru Covid-19 tengah merebak. Melebarkan sayapnya dari dataran China hingga ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Covid-19 ini disebut-sebut jauh lebih kompleks dan berbahaya dari SARS dan MERS pendahulunya. Penyebarannya tak kalah cepat dan gejalanya seperti flu, disertai demam, batuk, tenggorokan kering dan sesak napas. Sampai detik ini masih belum ditemukan obat atau antivirus yang efektif menghentikan pandemi global ini. Tapi gua yakin banget sudah banyak tenaga ahli yang siang malam mengerahkan waktu dan isi kepalanya untuk menemukan obat dan menghentikan dampak dari virus ini. Masih banyak hal tentang Covid-19 yang sampai tulisan ini ditulis sudah tercatat 300+ kasus di Indonesia dan puluhan ribu di seluruh dunia yang gak bisa gua tulisin, karena yaaa gua gak berkompeten untuk menjelaskan itu semua. See, kayanya dunia mulai tidak baik-baik saja?  

Yang paling bikin heboh, selain antivirusnya yang belum ditemukan, tapi juga penyebaran Covid-19 yang terhitung tinggi dan bisa dilakukan melalui udara, kontak langsung dan cairan dari tubuh. Isolasi di beberapa wilayah membuat keadaan terasa semakin genting. Kota-kota seperti kehilangan nyawanya, Work From Home (WFH), Lockdown, dan Social Distancing makin gak asing terdengar akhir-akhir ini. 

Yang gini-gini sebenernya yang bikin gua setress belakangan, dan memutuskan buat kembali menyambangi portal blogger yang lama tidak dijamah. Semata-mata cuma mau ngomel-ngomel panjang aja sih.

Gua yang gak bisa banget diem aja rebahan doang di rumah, jujur merasa tersiksa banget sih akan adanya himbauan untuk #Dirumahaja. Walaupun udah gak ada kelas juga di kampus karena sekarang tinggal tugas akhir yang minta diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatja, tapi please laah gua gak ada kepentingan aja suka pergi-pergian sendiri kemana kek yang penting ketemu orang. Atau ngapain kek yang penting gak diem aja di rumah. Hari pertama aja nih gua udah mati gaya banget dan udah bikin rencana bakal pergi kemana kek terserah keesokan harinya.

Nyatanya logika gua masih jalan, hati nurani gua masih berfungsi. Gua gak tau siapa yang berpotensi membawa virus ini di luar sana, apakah petugas transportasi umum, apakah bapak-bapak yang mengantre di sebelah gua, apakah mbak-mbak yang lewat depan gua, atau jangan-jangan gua sendiri? Akhirnya gua memilih #Dirumahaja sampai detik ini, mengurangi interaksi, menjaga jarak dan marah-marah sendiri di rumah.

Yaa mungkin lo yang lagi baca tulisan ini juga merasakan kematigayaan yang sama, atau mungkin merasa diuntungkan dengan hobi yang didukung oleh pemerintah. Jujur menurut gua social distancing, work from home, dan lockdown ini terhitung sulit dilakukan di Indonesia, butuh kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat serta berbagai sektor untuk menaksimalkan kebijakan ini. Terlebih gak sedikit masyarakat yang penghasilannya di dapat karena dia keluar rumah, karena dia ketemu orang, yang mau gamau gak mungkin melakukan kerja dari rumah. Jangan sampe bebas virus tapi terbelenggu kemiskinan. Sedih bet sedih.

Belum lagi kehebohan pandemic global Covid-19 terhadap daya beli masyarakat alias Panic Buyying. Udah kaya reality show uang kaget tau gak orang-orang ngeborong masker, detergen, hand sanitizer, sama sembako. Pleaseee stop it! kalo kalian semua panic buyying nanti Kriss Hata sama Soraya Rasyid panik-panikin siapa?

Alias berenti gak lo semua heboh belanja hah!! Tar malah jadi langka semua sama harga naek goblok kalo lo gabisa santuy! Noh dollar 16 rebu!

Tuhkan jadi marah..

Semakin gua baca perkembangan Covid-19 dengan segala kehebohannya, semakin khawatir dan kepikiran pula gua, tapi akan jauh lebih khawatir kalo gua pura-pura gak baca. Semakin tau makin khawatir, tapi kalo gatau makin 19272628 kali khawatir.

Yang paling bikin heran, di tengah-tengah kepanikan Covid-19 tuh masih aja berita-berita hoax bertebaran, opini-opini yang mengaitkan musibah ini dengan politik dan keagamaan. Alias, sampah anjinc!

Belom lagi ni yang dikasih off #Dirumahaja tapi malah liburan ke pantai, ke puncak, aliasssss heyyy!

Astaghfirullah, Dajjal disana geleng-geleng kepala melihat kelakuan kalian.

Gedek banget gua sama yang begituan, udah gak bisa dimaapin nih mon maap. Kalo udah gini, gimana gua gamau bilang kalo dunia sedang tidak baik-baik saja?

Tapi jujur gua sangat mengapresiasi segala kebaikan yang hadir sejak pandemic global ini merebak. Mulai dari tenaga medis yang mencurahkan waktunya dan menjadi garda terdepan dalam menangani korban Covid-19, social influencer yang berlomba-lomba menggalang dana untuk penanganan virus, pekerja layanan online yang mempermudah kebutuhan kita dimasa-masa krisis, dosen dan tenaga pengajar yang tetap meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu jarak jauh, anak muda yang berbaik hati membagikan masker gratis, pedagang masker, hand sanitizer yang menjual produk dengan harga wajar. Belum lagi mereka yang aware berlomba-lomba menciptakan grafis paling menarik untuk memandu masyarakat melakukan pencegahan terhadap virus, jurnalis yang dengan integritas tinggi memberitakan perkembangan pandemic global baik di Indonesia maupun seluruh dunia, pemerintahan yang pasti sedang dibuat pusing menentukan kebijakan yang paling tepat, keluarga yang jadi punya quality time di rumah, juga kalian teman-teman yang dengan sadar #Dirumahaja dan melakukan self isolation atau apapun itu untuk menjaga diri sendiri dan orang lain. Terima kasih, banyak-banyak terima kasih. ♥️

Hal-hal kecil seperti ini yang kadang menampar gua, dan menyadarkan bahwa ya dunia baik-baik saja kok.  Masih banyak orang baik, masih banyak perbuatan baik ditengah ketakutan, ditengah hal-hal baru yang harus dilakukan di luar kebiasaan, tidak ada salahnya kita mencoba menjadi manusia yang manusiawi. Tidak perlu banyak harta atau terlihat paling bertalenta, kadang menjadi manusia cukup dengan memiliki hati dan etika.

Buat teman-teman yang sedang membaca ataupun tidak tulisan ini, semoga hari ini dan besok selalu dikelilingi kebaikan. Terima kasih sudah tidak egois dengan menjaga diri sendiri dan orang lain. Tetap waspada dan jangan panik.




Buat dunia, semoga cepat pulih semoga baik-baik saja. ๐ŸŒ✨


Komentar

  1. Fun fact nih, Dib, ternyata di KBBI yang bener adalah gorden (nah loh!)

    Btw, gue malah lebih banyak mati gaya kalau keluar. Gue lebih banyak menghabiskan waktu di kamar daripada di luar. Jadi work from home ini ya cocoklah ya sama gue.

    Eh, satu lagi. Kriss Hata sama Soraya Rasyid siapa? Kagak pernah denger gue.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terserah deh mau hordeng, gorden atau horden yang penting itulah every body knows

      wah beruntung kalo gitu buat orang-orang yang nyaman di kamar, 4 bulan perjalanan psbb jadi bikin lebih produktif yaak.
      IIH GIMANA SI ITU HOST ACARA UANG KAGET!! SURPRISE MONEY

      Hapus
  2. iya, semoga semuanya lekas membaik dan kembali normal seperti biasanya. btw, berkat adanya anjuran #Dirumahaja saya juga mulai nulis blog lagi nih hahaha, padahal tadinya udh males.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin!! SEMOGA! situasi kaya gini emang bener-bener merepotkan si karena jadi serba diluar kebiasaan huhu. Akhirnya jadi bermanfaat produktifitasnya bisa dialihkan kepada hal yang lain. nulis blog tuh padahal gampang ya cuma niatnya emang yang suka kaga ada hahah

      Hapus
  3. Sumpaa kzl bgtt waktu ada berita ttg rangorang yg liburan corona. That ((liburan corona)) aliyas wuasyuuuu

    Maff aq jd maramara:(
    Adibah tetep di rumah ya, walopun makhluk seperti kamu mustahil bin mustahal bisa kalem di rumah, tp aku yakin kamu bisa stay at home bersama mia dan royyan gantenk.

    Kalo bisa tulong bangat ni apdet blog tiep hari๐Ÿ™ aq butuh asupan bacaan. Tq. Ur welcome.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yakaan sebel bangeet berasa no empati banget kenapa si orang-orang! yang udah berbulan-bulan menekan egonya buat ga keluar rumah kan jadi gedeg sendiri!!

      HAHAHAH iyaa aku anaknya patuh kok, cuma sayang aja trejebak di perantauan jadi malah gabisa ketemu mia dan royyan untuk beberapa waktu :(

      huhuh doakan niatnya terkumpul, kadang pas udh buka dashboard blogger tuh malah jadi bingung mau nulis apaan :(

      Hapus
  4. Nulis apa teh? nulis twit mah tiap hari teh hahaha

    BalasHapus
  5. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Iya bener, meskipun sekarang sudah diusahakan berdamai dengan corona tapi nggak sepenuhnya membuat kita terbebas dari intaian virus berbahaya ini. Tetap patuhi protokol kesehatan & semoga dunia kembali baik-baik seperti dulu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Au ah Malez

Rumah