Kepura - puraan


Parah banget kaya orang bener gua nulis beginian.
Tapi serius nih, jarang -jarang kan gua serius. Gua nulis begini karna sudah terlalu lelah liat orang-orang makin lama makin banyak yang palsu, penuh kepura - puraan.

+`7


     Apalagi setelah nonton short movie Lalin beberapa bulan lalu, yang bikin gua makin merenung, dan tersadar betapa banyak nya kepura-puraan di dunia ini. Kayanya lo pada musti coba nonton film pendek ini dan merasakan betapa perihnya ditampar oleh kenyataan. Kalo gua si, gua tampar balik, enak aja maen tampar-tampar sembarangan.

Ngelihat dunia ini penuh kepura-puraan bikin gua makin gak gampang percaya sama suatu hal. Yang di kehidupan nyata aja banyak yang berpura-pura apalagi di kehidupan Maya?

     Gua sendiri bingung dengan realita yang satu ini. Mungkin setiap orang yang sedang berpura-pura punya tujuan sendiri dalam hidupnya. Bisa jadi karna tidak percaya dengan dirinya sendiri, atau ingin menyerupai pribadi lain, ingin lebih dipandang, ingin ini ingin itu banyak sekalii...
Toh apa susahnya si jadi diri sendiri? bukanya lelah harus terus berpura-pura?
Oke, mungkin emang sebuah kepura-puraan tidak akan menyakiti orang-orang disekitar mereka?
tapi diri mereka? bukannya jauh lebih perih menyakiti diri sendiri?
membohongi diri sendiri setiap hari. Apa mungkin mereka menikmatinya?

Kalo ada yang bilang suatu kebohongan akan melahirkan kebohongan-kebohongan yang lain, gua setuju banget si. Kalo sama diri sendiri aja bohong, gimana sama orang lain?
     Kepura-puraan kaya gini paling banyak terjadi di dunia maya si, contohnya kaya akun akun fake, terus akun yang profilnya artis thailand ternyata user di belakangnya adalah seorang remaja pria yang kerjaannya jadi kuncen warnet, akun yang tiap hari apdet dan keliatan cerewet banget padahal di kehidupan nyata nya lah boro-boro ngomong, batuk aja males, terus akun yang postingannya hacep abis, post minuman keras, rokok dll biar dikira anak hitz duaribumabelas padahal mah user aslinya cupu abis, boro-boro rokok, makan permen mentos aja keselek. Dan masih banyak akun-akun yang kelihatan nya bahagia banget padahal kehidupan nyata user dibaliknya gapernah sebahagia itu. Yang berpura-pura gini sebenernya nyari apa dah? followers? like? emang bisa dituker sama hati yang berkali-kali mereka tikam sendiri?

     Dan gak cuma di dunia aja yang banyak kepura-puraan. Di dunia nyata yang begitu jelas pun masih banyak yang berpura-pura, ada yang berpura-pura kuat, pura-pura baik, pura-pura temen dan pura-pura lainnya. Makanya kenapa akhir-akhir ini banyak orang ketikunglah, di khianatin temen lah itu karena mulai banyaknya orang yang pura-pura baik lagi pura-pura jadi temen. Kalo yang kaya gini jelas gak cuma nyakitin diri sendiri tapi nyakitin orang lain juga. Yang parah lagi yang di kehidupan nyata nya pura-pura di dunia maya pura-pura juga. Jadi dia berpura-pura dalam kepura-puraanya. Pura-pura pangkat dua.

     Yuk mulai jujur dari diri sendiri, hidup ga ada asik-asiknya kalo penuh kepalsuan. Jadi diri sendiri ajalah, tiap orang justru terlihat jauh lebih hebat saat mengakui kekurangannya dari pada menampilkan kelebihannya yang dilebih-lebihkan. mau sampai kapan bersandiwara? kehidupan yang sebenarnya sedang menanti. Orang yang hidup dalam kepura-puraan tidak akan bertahan di kehidupan yang nyata.
Yang sedang pura-pura yuk mulai berhenti membohongi diri sendiri,
Yang baru rencana berpura-pura mendingan putar balik, hidup dibalik topeng gak akan pernah selega kalo kita ngelepas topeng,
Yang belum berpura-pura kalo mau pura-pura mending pura-pura ninja aja, biar membela kebenaran, masuk tipi pula.

     Bukannya gua mau ikut campur idup orang, cuma mau ngingetin aja ada kehidupan yang bebas kepalsuan sedang menanti. Mau sampai kapan berpura-pura? berkali kali menikam diri sendiri mengeringkan lukanya lalu menikam nya lagi jauh lebih dalam lagi dan lagi.



Komentar

  1. Hmmm emang beneran ada nih ya yang kayak gini? Kalo yang di sosmed itu belum ketemuuu. Paling mah kalo akun cacatul isinya profil-profil korea atau kartun emang niatnya nyepam. \:p/

    BalasHapus
  2. Iya juga yah, tapikan misal kaya yang tadi di sosmed tiap hari update status cerewet atau gmna tapi di dunia'a nyata pendiam. mungkin itu mengambarkan hati terdalam yang punya akun. Bahwa dia punya banyak unek-unek binggung mau bicara sama orang lain (mungkin karena malu) maka'a lebih milih melampiaskan'a di sosmed.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bagus kalo ternyata ke "cerewetannya" berguna bagi org lain, kalo yang beraninya ngejelek-jelekin orang cuma dr socmed itu yang kadang suka gak sehat.

      Hapus
  3. Kalau aku sejauh ini sama temen pura-pura bego :' yah, biar bisa bikin temen-temen ketawa. Agak gimana gitu ya sebenernya :'

    BalasHapus
  4. Pura-pura di sini maksudnya yang pura-pura melampaui kemampuannya kah?
    Short filmnya bagus banget, serius deh hehehe sampe share di beberapa grup. Arigatou udah share yaa Syarifaaah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya berbagai macam deh.
      iya sama-sama semoga bisa diambil faedahnya.

      Hapus
  5. gua pura-pura komen disini, ya.
    elu pura-pura gak baca.

    Jangan kasitau si pemilik blog, ya.

    Kenapa banyak yang pura2? Karena dunia zaman sekarang lebih menghargai yang seperti itu. Sadis

    BalasHapus
    Balasan
    1. gua pura-puranya balesin komen deh.
      Cadass deh dunia memang sudah beda.

      Hapus
  6. Kalau perkaranya soal jati diri, emang sebaiknya kita apa adanya. Kalau suka sama sesuatu ya lakuin aja. Tapi, kadang kita juga suka ngerasa kalau beberapa hal mending cukup kita aja yang tau, kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya setiap orang punya ruang privasinya masing-masing juga.

      Hapus
  7. di sosmed cerewet, tapi di kehidupan nyata diem ajaa....
    huhhh rasanya pengen ngolesin mulutnya pake bon cabe :(

    BalasHapus
  8. Iya bener sih, tapi kadang juga ga bisa lari dari kepura-puraan hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berusaha tetap jujur dengan diri sendiri aja yang penting.

      Hapus
  9. Ih, dalem ya. Ternyata gue termasuk orang yang pura-pura. Gue termasuk bawel di dunia maya, tapi diem di dunia nyata. Semacam punya dua topeng. Agak miris juga sih sama diri gue sendiri. Harusnya gue bisa berubah ya, ngikutin apa yang kayak di dunia maya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihih.
      ayo berubah jadi diri sendiri yang lebih baik. mau sampe kapan pura-pura?

      Hapus
  10. Gue udah nonton video itu dari bulan Agustus atau September gitu. Keren bet! :))
    Btw, gue termasuk orang yang pura-pura dong? Pura-pura bajingan. Halah.

    Hm, menurut gue orang yang masih belum jadi dirinya sendiri itu masih krisis identitas. Mencari jati diri. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe
      keren ya, gua juga nonton udah lama.
      hhm yak bisa dibbilang.

      Hapus
  11. Orang-orang cenderung memperlihatkan sisi baik/bagusnya (bertebaran di sosmed), mungkin karena mereka kurang percaya diri, belum menemukan jati diri, bahkan ga melihat sisi baik dalam diri jadi mereka lebih memilih untuk berpura-pura, menjadi pribadi yang lain, bermuka dua, dsb. Jaman sekarang banyak apalagi di sosmed, yang di dunia maya bertentangan dengan keadaan di dunia nyata ckckck-.-'

    Aku juga mungkin termasuk orang yang pura-pura, kadang belum bisa mengontrol diri, eh tapi sejauh ini selalu berusaha untuk bisa jadi sendiri, yah setidaknya komentar ini bukan kepura-puraan juga. muehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ckckck
      padahal bakal jadi beban juga ya berpura-pura kaya gitu.

      hhhmm, baguslah semoga semakin baik dalam mengondisikan diri. :D

      Hapus
  12. Suka ma kalimat ini :

    "berkali kali menikam diri sendiri mengeringkan lukanya lalu menikam nya lagi jauh lebih dalam lagi dan lagi."

    Ibaratnya, berpura-pura seakan luka itu sembuh padahal ia tengah berjuang untuk menyembuhkan luka itu walau berkali-kali ditikam :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe.
      iya, melakukan hal menyakitinya berkali-kali berpura-pura tidak papa padahal sebenarnya luka yang dia buat justru semakin dalam.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dunia (tidak) Baik-baik Saja

Au ah Malez

Rumah